Sekali lagi,
Layaknya sebuah pesawat yang terbang tinggi dengan kepercayaan penuh, harus berakhir dengan terhempas.
Menukik tajam, terbentur dengan keras. Patah. Hancur.
Aku pun kembali berlari-lari, bahkan hatiku lebih lelah meminta oksigen.
Lemah lembut aku memaki.
Pesawatku gagal mendarat.
Sudahlah,
Selalu ada jalan pulang.
Dan selalu ada pesawat lain yang bisa aku terbangkan.