Minggu, 26 Agustus 2012

Depopulation Program

Pertama kali tau istilah ini saat ikut majelis ta'lim di kampus. Rasanya sangat aneh dan seperti dongeng yang tidak masuk akal. Konspirasi. Korban. Kelicikan. Dan ternyata ini sedang terjadi. Pengisi materi menyampaikan dengan sangat menarik, hingga saya benar-benar tau dan ingin lebih tau.

Bagaimana bisa sekelompok manusia ingin menghabisi sekelompok besar manusia lainnya. Keserakahan ? Pedoman ?

Apa sih ya yang nggak mungkin sekarang ini. Kejahatan bisa lebih indah daripada berbuat kebaikan. Dusta lebih manis daripada kejujuran.


So ??? Rileks ???

Yaa... Rileks is better... Semua memang Allah SWT yang menetukan. Tapi bukan berarti kita harus mengacuhkan hak kita sendiri dan melupakan kewajiban kita sebagai sesama. Setidaknya waspada dan mawas diri, berusaha sebaik mungkin dan tawakal, bukan pasrah berlalu. Karena Allah SWT tidak akan mengubah suatu kamu jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya. Kaum yang mau berubah adalah kaum yang sadar. Bagaimana caranya untuk sadar ? Cari wawasan dan Ilmu. Amalkan. Dakwahkan (share). Dan cara kematian kita adalah pilihan kita sendiri. Mati dengan indah atau mati dihinakan.

Sekali lagi ini memang seperti dongeng. Secara perlahan mereka yang serakah itu menerkam kita. Secara tidak sadar kita sudah ada dalam lingkaran itu. Contohnya nyata sudah didepan mata.

Rakyat makan asal kenyang. Bergizi atau tidak yang penting enak. Cukup atau tidak yang penting bisa makan. Syukur sudah bisa makan sekali sehari. Ini mindset masyarakat kecil miskin dan tak berdaya diseluruh dunia. Persis seperti yang diagendakan "Depopulation Program"

Tujuan jangka panjangnya adalah pemusnahan masyarakat kelas menengah (00:00:49)

1 milyar kematian adalah melalu proses kelaparan secara langsung. (00:06:56)

Hari ini tadi saya ke pasar, disana saya melihat bagaimana masyarakat sangat tidak peduli dengan apa yang dimakannya. Semua yang terlihat masuk ke mulut. Bukankah makanan memang senjata rahasia yang sangat akurat untuk membunuh ? Fakta.

Kepala FAO PBB mengatakan bahwa kami akan menggunakan makanan sebagai senjata melawan orang-orang (00:07:53)

Ini terdengar seperti HOAX yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Tapi kalau kita mau membuka mata, dan mau menyadarkan diri, ini semua menjadi masuk akal dan agenda ini sangat tersusun rapi dan terencana.

Diakhir video pas banget untuk menyimpulkan mengapa masyarakat tidak terlalu peduli untuk masalah "dongeng" ini. Dan menertawakan "kelucuan" agenda 21 ini.

"Mereka tidak ingin kita berpikir terlalu banyak. Itulah sebab mengapa negara dan dunia kita dijejali berbagai bentuk hiburan, media massa, acara-acara televisi, taman hiburan, obat-obatan terlarang, alkohol, dan  segala jenis bentuk hiburan untuk membuat pikiran orang tetap terhibur. Sehingga kalian tidak menghalangi jalan orang-orang elit tertentu, dengan melakukan banyak berpikir. Anda sebaiknya bangun dan mengerti bahwa ada orang-orang yang sedang mengarahkan hidup anda tanpa anda sadari" (00:08:01)

Ketika saya berpikir video ini propoganda, faktanya memang demikian adanya. Satu kota saya ini tidak bisa hidup tanpa hiburan ditangannya. Entah itu hape, remote tv, tablet, gitar dll yang membuat diri terhibur. Dan tentu saja tidak menyadari ancaman-ancaman yang tak terlihat dan yang nampak sekalipun. Itu baru kota saya, belum kota-kota yang lainnya. Lumayan untuk mengurangi jumlah penduduk dunia.

"Televisi bukanlah kebenaran. Televisi adalah sebuah taman bermain. Televisi adalah sebuah sirkus, sebuah carnaval, pertunjukan akrobat keliling, penjaja dongeng, para penari, penyanyi, pemain sulap, pawang singa dan pemain sepak bola. Kita sedang berada dalam bisnis yang luar biasa menjemukan. Tapi kalian semua duduk didepannya setiap hari, setiap malam, semua umur, semua warna kulit, keyakinan,... Kita semua. Kalian mulai percaya dengan ilusi yang kita putar dari sini, kalian mulai menganggap televisi sebagai realitas, dan justru hidup anda sendiri yang tidak nyata. Kalian melakukan apa saja yang dikatakan televisi. Kalian berpakaian seperti yand ada di tv, makan makanan yang ada di tv, membesarkan anak kalian seperti di tv, bahkan kalian berpikir seperti tv. Ini kegilaan masal, wahai kalian para maniak ! Demi TUHAN, justru kalianlah yang nyata, kamilah yang ilusi"





Tidak ada komentar: