Hidup sendiri dan menghidupi diri sendiri adalah cara
terbaik untuk melepaskan tanggung jawab akan sesama manusia, eh maksud ame,
lari dari tanggung jawab.
Berhenti saja lah mengurusi orang lain toh hanya akan membebani diri sendiri....
Yaa, biarkanlah orang lain dengan hidupnya...
Toh mereka lebih senang hidup tanpa perhatian dari kita....
No, kenyataannya bukan semudah itu. Tuhan tidak sembarangan menjadikan manusia sebagai makhluk sosial. Dia punya maksud yang luar biasa didalamnya. Sehingga Dia berikan kita "hablumminannas" (hubungan sesama manusia), yang menjadi salah satu amalam-amalan ibadah.
Dan inilah yang sering ame abaikan selama ini. Karena ame berpikir orang-orang disekitar ame tidak perlu perhatian, saran, ataupun kehadiran ame dalam hidup mereka.
Akhirnya ame kena batunya sendiri. Ketika ame berhenti untuk care, sharing, bahkan talking dengan orang-orang terdekat ame, banyak point-point yang terlewatkan sehingga berakibat fatal.
Ame menjadi sangat kejam. Saat baru tau kalau selama ini diantara mereka ada yang kesusahan hidupnya bahkan tidak bisa makan.Walaupun ame juga dalam kesusahan seharusnya bukan satu alasan untuk berhenti peduli, karena kemalangan mereka lebih bertambah-tambah daripada ame. Padahal kewajiban ame adalah menanyakan kabar mereka satu persatu. Dan setidaknya membagi nasi dalam piring yang ame punya.
Seram. Itulah yang ame lihat dalam kehidupan diluar kehidupan ame sendiri. Sehingga selama ini ame lebih nyaman menutup mata, dan pretending tidak melihat apa-apa selain jalur kehidupan ame sendiri. Dan karena itu, saat ame membuka mata kembali, mencoba melihat kenyataan yang nyata, semuanya menjadi lebih menyeramkan.
Menakutkan sekali, hidup dengan membuka mata, dan melihat kehidupan mereka, orang-orang terdekat ame dalam keadaan yang lebih buruk dari ame. Dan ame tidak bisa berhenti memaki diri sendiri, karena membiarkan mereka hidup dengan menyeret kaki mereka sendiri.
Bendera duka berkibar didepan mata ame. Mata ini terbuka lebar, sehingga yang tersembunyipun nampak tersembul. Ame bertanya pada diri sendiri, kemana saja ame selama ini ?
Ame terlalu asik menghidupi diri sendiri dan membuat nyaman kehidupan ame.Tapi bukan karena ame ingin bahagia sendiri. Awalnya ame hanya lelah untuk peduli pada mereka, dan akhirnya ame benar-benar melupakan kehidupan mereka. Dan jahatnya, ame pikir adalah fair untuk mereka.
Yaa, setelah lama menutup mata seperti ini, saat ame coba untuk melihat lebih dekat, dan ame coba basa-basi untuk bertanya kabar, hasilnya sangat menyilaukan. Shocked, dan ame sangat jahat membiarkan mereka hidup tanpa kabar.
Ternyata sekarang Tuhan tunjukan betapa pentingnya untuk peduli, paling tidak bertanya kabar. Karena akan banyak jawaban dari bertanya tentang "apa kabar ?"
Coba bayangkan kalau seluruh manusia dibumi ini berhenti saling menyapa ?
Orang tua dan anak berhenti saling peduli ?
Semua orang hidup dengan hidupnya sendiri, maka dunia tak akan lagi indah.
Walaupun suatu saat nanti ame akan lelah untuk peduli, ame akan selalu menanyakan kabar pada mereka sampai mereka juga lelah untuk menjawab pertanyaan ame.
imagine seperti ini mengerikan. Ok, im quit to imagine all the people stop talking each other. Its better live your life with the other......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar