Rabu, 29 Juli 2015

Menit yang Hilang

"Bahhh!  Subuh berlalu lagi. Sudah berapa subuh terlewat percuma. Tepok jidat. Sepertinya hidupku makin puruk tanpa disadari. Besok, aku janji takkan terlambat lagi. Dan begitulah tiap hari berulang ulang."

Oh dear, kiranya niat saja tidak cukup tanpa kemauan berbuat, beraksi dan bergerak. Secanggih apapun nanti tekhnologi, niat yang baik tanpa tindakan nyata adalah nol besar. Kiranya setelah berulang tahun 20 kali keatas, yang nampak indah bukan sekedar indah, pengertiannya akan berlapis lapis. Seperti senyum simpul bang Ipul, tak berarti hanya ada bahagia, juga banyak kesedihan didalamnya.

Sebelum waktu menggilas masa muda, alangkah indahnya jika niatan niatan diri yang lahir dinyatakan dan diperjuangkan. Bukan karena apa apa, hanya saja waktu bukanlah teman baik yang bisa diajak bercanda. Mulai dari yang kecil saja, paksa jiwa raga menghargai niatan yang terbesit. Sehingga dirimu dimasa depan tidak akan kecewa meratapi. Jika dirimu sudah terlatih merealisasikan niatan niatan kecil, cita-citamu yang besar akan mudah diraih digenggam. 

Meskipun ketika kamu nanti jatuh dalam berusaha menepati niatmu, just remember, niat yang satu akan mengantar ke niat yang lainnya. Yang mana niat niat yang kamu usahakan akan mengantarkanmu pada kejayaan. Dan tentu saja kejayaan tercipta dari kesusahan kesusahan yang akan kamu lewati. Jangan cengeng, kamu harus kuat sekarang. Ingat saja dimasa tuamu nanti, kamu tak perlu repot repot lagi menguatkan diri, karena kamu sudah terlatih dari sekarang.

Oh dear, aku mengatakan ini bukan mengapa. Tiap pagi aku bangun, kadang bukan syukur yang ku ucap, tapi sesal yang selalu berdesakan digumamkan. Dulu, ketika hidup hanya sekedar datang ke sekolah belajar dan bermain, aku bisa melewatinya dengan baik. Bahkan memuaskan. Aku lewati segalanya dengan bahagia. Sehingga banyak kenangan yang benar-benar indah. Namun, pada masa masa itu, tak ada seorang pun yang memperingatkanku tentang masa yang pelik akan ada disetiap fase hidup manusia. Aku terlena dalam kenyamanan dan lemah diwaktu yang sama.

Dan sekarang baru benar benar ku mengerti arti jaga yang lima sebelum yang lima.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara
(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
(5) Hidupmu sebelum datang matimu.”

Harusnya aku memahaminya lebih awal, bukan mengambil waktu panjang untuk segera tersentil akan jaga yang lima. Berapa banyak niatan yang tarik ulur, setngah jalan juga yang tidak jalan sekalipun. Dan benar saja, waktu bahkan tak akan menyisakan ruang untuk bernafas panjang.

Orang orang datang silih berganti, ada yang berkesan juga malesin. Money come and go, bahkan juga tak bersisa. Sungguh, roda yang kita didalamnya terus berputar. Tanpa menunggu siap atau tidak, keep spinning. Sehingga kadang kita lupa niatan niatan yang harus diperjuangkan.

Jika ada niat yang baik disegerakanlah. Jangan ditunda apapun alasannya. Allah maha penyayang, juga maha yang cepat perhitungannya. Kita bukan sedang bermain kehidupan dengan Allah, tetapi pembuktian diri melalui takwa kepadaNya. Hidupmu sebelum datang matimu.

Tidak ada komentar: