Selasa, 24 Desember 2013

Penutup Tahunnya Ipeh

Awal tahun 2013 ipeh buka dengan luar biasa, tapi akhir tahun cuma berujung hanya di rumah. Bahkan hampir 3 bulan, tanpa petualangan....

Ipeh kecewa... Kenapa diawal sangat indah tapi berakhir pilu.

Selama ini, ya tepatnya setelah wisuda, banyak yang hilang, salah satunya masa muda yang menggairahkan.

I was Happy... WAS...

Berganti frustasi.

Rancangan sempurna ipeh berhamburan berceceran entah dimana. Ipeh menjadi buta tuli dan cacat. Ah, mungkin gara-gara darah B yang terlalu kental ini jadinya malah tidak bergerak sama sekali. Hidup tanpa ambisi tanpa gairah.

Ditambah akhir tahun seperti ini, kepala Ipeh semakin tertunduk, rasanya tulang leher sudah melarikan diri dari kewajibannya.

Okelah, Ipeh sudah banyak buang waktu selepas sarjana. 2014 nanti Ipeh harus gemilang, berkilauan, tentu saja lebih nggemesin.

See You masa muda yang tertidur lellllaaap, karena setalah kau terbangun, umur senja adalah mimpi buruk yang pasti datang.

Ipeh Boleh Berjaya !


Rabu, 27 November 2013

Berlalunya Perahu Tua

Ditangannya ada sajadah lusuh dan mukena usang.

Tapi bukan adzan djuhur yang dia tunggu.

Matanya terpaku dalam pada menara masjid.

Dengan wajah basah sisa wudhu, air matanya menjadi samar.

Dia melangkah menjauh.

Pergi, lalu jatuh pada kenyataan.

Iman nya yang hilang, memaksa kembali ke hati nya.

Sedangkan di hatinya dimiliki lelaki itu.

Dia tenggelam sendiri dan membiarkan perahu tua berlalu diatas kepalanya.

Minggu, 27 Oktober 2013

Perubahan

Perubahan !!!

Menjanjikan harapan, impian, juga semangat. Perubahan, memberikan greget tersendiri yang mendesir ketika ada sesuatu yang memang harus diubah.

Akan tetapi, ketika perubahan diterapkan (paksa) pada diri, karakter serta sikap, bukannya harapan yang hadir, malahan hati mengeras membatu.

Aku menjadi aku seutuhnya pun dianggap dosa ketika aku dituntut melakukan perubahan diri secara total.

Pakaian, makan, perut, letak bibir, mungkin posisi beha harus diubah.

Ah, memang semua untuk baiknya diriku.

Sekali lagi tapi, kenyamanan menjadi aku yang seperti ini adalah bagian hak ku dalam menghidupi hidupku.

Kali ini aku berkeras kepala tetap menjadi aku. Dan menunggu siapa saja yang menerima juga mungkin menerima kekeras kepala an ku.

Minggu, 04 Agustus 2013

Sirih dan Pinang

Susah payah kau kunyah, kau ludah juga.

Hidup memang seperti makan sirih dengan pinang.

Pahit dengan sensasi nagih.

Kawan kau tidak sebaik saudara juga tak seburuk lawan.

Percaya saja pada kawan, tak banyak juga tak kurang.

Berkawan memang ada pahitnya, nikmati saja.

Besok juga akan kau cari lagi.

Rabu, 31 Juli 2013

Don't ever say

Haii... pernah ga dibilang "sok sibuk" "kebanyakan gaya" atau "alah bohong" saat kamu benar-benar dalam keadaan sibuk dan lelah pada waktu yang sama ?

Kalau belum ataupun sudah pernah, Don't Ever Say that pada orang lain.

Rasanya ga enak, tentulah marah, dan susah untuk bela diri sendiri, hanya akan dibantah. Kamu akan bete seketika dan males banget untuk mengubah suasana, atau baikan lagi. Hahaha....

Ingat, orang lain itu bukan benda mati, tapi ada hati yang bisa saja terluka dan susah diobati.

Walaupun benar dia tidak sibuk seperti apa yang kamu lihat, simpan lah kata-kata itu. Mungkin apa yang tidak kamu lihat, dia ternyata mengalami masalah atau memiliki kesibukan yang dia tidak mungkin bagi atau beri tau pada kita.

Berbaik sangka saja lah. Karena kita tidak pernah tau kesukaran orang lain.

 




Jumat, 26 Juli 2013

Lirik sini

Setiap katanya diiyakan, dituruti, dilaksanakan.

Biar kita tenteram, dia besar kepala.

Lihatlah, sekarang dia minta kepalamu untuk alas kakinya.

...

Aku pikir dia manusia biasa, ada cacatnya.

Ternyata bukan hanya cacat, hati pun dia tak punya.

Buktinya, dia tabur garam di atas mulut yang penurut.

...

Dan hebatnya yang lelah bukan satu dua orang untuk mengikutnya.

Hampir semua mata yang melihat dan semua telinga yang mendengar,

Tak kuat kuasa untuk berpaling, pergi dan menjauh.

...

Ya, dia terlalu jujur menyatakan ketidakmampuannya dengan berkata dia mampu

Kamis, 25 Juli 2013

Curhat Pamer

Dari Amuntai ku berhijrah ke Banjarbaru. Dengan tangis, pergilah aku pada rel baru yang aku pilih.  Awalnya, seperti dikutuki dan diabaikan. Dihantam kiri kanan, dan aku temui aku kuat diantaranya. Aku mulai menjadi pintar kembali, mengisi kepala dan menekunkan diri. Aku menang  berkali-kali. Dan ku akhiri semuanya, lulus dengan menerima predikat nilai UAN program bahasa terbaik di SMADA Banjarbaru. Coba dulu aku bertahan di SMANSA Amuntai, cerita lain, tak ada piala yang ku sumbangkan di rumah.

Sekali lagi aku bisa, mengadu diriku dengan diriku yang lain. Berdamai dengan labirin otak kanan dan otak kiri.

Kemudian, hijrah kedua menjadi kisah dalam kisah. Bukan sebuah fiksi, tapi kenyataan dari ketiadaan.  Aku seorang yang terlahir diatas sungai, dibesarkan diatas tanah rawa, berpindah ke pegunungan dengan melintasi langit khatulistiwa. Aku mendarat di Malang.
Hidup baru. Awalnya pun luar biasa. Kepintaranku masih setia, tekun aku dalam menata diri. Aku masih jadi pemenang.

Tahun berlalu, dan sudah mencapai lini akhir masa studi. Ku temui diriku kalah dalam sejarah.  Waktu dengan kejam membantaiku dan merampas kesanggupanku menjadi pemenang. Aku dibiarkannya tersungkur, dan menindihku kala aku mencoba berbangkit. Aku jatuh, kehilangan kepintaranku. Studi ini menjadi sia-sia, apa yang akan ku katakan pada Abah Uma di sana ?
Sastra Jepang. Aku benci kata itu beserta tata bahasanya. Apalagi segala kanji yang tak bisa lagi aku baca. Aku merasa hina dan semakin ringkih. Studi ini menipuku, awalnya bahagia, akhirnya derita. Pujian yang diganti serapahan. Dan ingin ku sumpali setiap orang yang menanyakan mau jadi apa nanti ?

Aku menyatakan angkat tangan. Menyerah. Mundur.

Oleh karena itu, dengan sisa ketekunan dan kepintaran ini, aku memaksa rajin menjamah skripsi si tugas akhir. Aku ingin talak tiga dengan sastra Jepang. Mungkin tak akan ku kenali lagi. Dan mungkin tak kan ku sandingkan gelar sarjana dengan namaku. Cukup ijazah.
Kuliah ini mengajarkanku menjadi yang kalah. Mencabut kemenanganku. Melahirkanku pada nista.
Aku hanya ingin pulang, membasuh kaki Abah Uma tanda maaf. Dan berusaha kembali menjadi pemenang.

Karena aku terlahir bukan sebagai kambing, aku masih pintar untuk hidup ke depan.

Good Bye aja lah....


Rabu, 03 Juli 2013

bu(ng) karno

bung karno dibunuh tiga kali.

matinya pun adalah misteri.

harta warisan digadai penerusnya.

sekarang nama nya hanya ada digantungan kunci.

pemuda yang dicintainya mengencingi pengorbanan.

tanah dijual, isi perut pertiwi diobral sana sini.

bung karno harus hidup lagi.

setidaknya menghantui para sengkuni istana raya.

dan teruntuk ibu Siti yang saya cintai.

yang dicampakan, disisihkan dan dipersalahkan.

berdiri disamping ibu adalah takdir saya.

yang zalim adalah zalim bu.

seperti bung karno dan bu siti, saya akan mencoba berdikari.

meneruskan kemajuan bangsa kita.


Senin, 24 Juni 2013

cuma label nak...

nak kemarin kamu bertanya apakah itu cinta saat matamu bertemu matanya.

bukan nak, jangan terburu-buru menamainya cinta.

kamu mengatakan itu cinta karena orang disamping kanan kiri depan belakangmu menyebutnya cinta.

that's just a hegemony one.

tapi kamu tetap ngotot nak bahwa itu cinta.

apa boleh buat, itu hak kamu menilainya.

toh sejatinya tak ada yang bisa menjabarkannya.

Sabtu, 22 Juni 2013

tanah

pada tanah kita akan kembali.

entah itu tanah air atau mati.

harum tanah akan hilang jika diabai.

aku mau jaga tanah moyang ini.

tempatku lahir dan bertambah usia.

pada tanah aku menghidupi mimpi.

kembali bertanah air.

Kamis, 20 Juni 2013

restu semhas

finally semester 8, akhir yang akan berakhir.

juni. 16. sore. teras dospem.

sudut kanan atas tanda acc.

Ini skenario Tuhan. Dia tak pernah ingkar janji. Ku minta yang terbaik, dia beri yang terbaik bagiku. Awalnya ku tolak mentah, akhirnya ku kunyah mesra.

berrrrsambung...

Minggu, 24 Maret 2013

Di buang SayanG





Singapore Ngemper !

Apa yang Babon bayangin kalau nyampe Pulau Sentosa ????



Akika gaa bayangin apa-apa...... Akika beli tiket Tiruannya merlion, yang entahlah kesan dan pesannya... yang akika mau kata, pemandangan dari atas kepala merli TOP abiiizzzz.......

Lanjut lagi dengan masih tanpa arah dan tujuan... Mutar 2 pula sentosa ga kuat, jadi turun naik pake kereta yang ga ada diindonesia yang gratis... (bayar siih diawal)... hahahaaa....


Setelah itu perjalanan yang menakjubkan ini semakin menjadi-jadi capekkkknya....  Liat yaa muka akika yang kenceng ini ga mampu melawan ganasnya gravitasi bumi....


Next, cari lokasi video universal. Menyeret 7 kg bawaan dipundak, kaki sudah kelipet semua... sendi mencolot... minuman pun pahit.... pas poto banyak orang... udahhh ah, poto buat bukti atu aja cukup. miahahahaaa.....


Karena kebegoan dan entahlah... Perut tak di isi karena tidak mengerti mana makanan halal..... Yang akhirnya kepala pening, mual dan kampungan.... Tapi karena pemandangan dari mall ini bagus pakai banget, walau panasnya nyengat ke hati, dengan sunglass kece, akika persembahkan....


Cerita bergambarnya sambung lagiiii yaaa kapan-kapan.....

Rabu, 20 Maret 2013

Queen

Aku bukanlah yang dulu
Ilalang yang hening di padang pasir

Sekarang aku menepi
Pada bibir pantai

Dan meramailah aku
Dalam riuh desir ombak

Akulah putri gurun
Yang mengganti tahta ratu

Minggu, 17 Maret 2013

2 Tahun yang lalu aku menulis

Terlalu lama untuk menyadari, betapa cepatnya waktu mengubah dunia. Tentu saja mengubah diriku. Dan rencana indahku tak tercapai satupun. Itu karena kelalaianku dan nafsu gila yang terus memburu disetiap hela nafas.

Telingaku masih berfungsi baik. Tapi isi otakku hancur penuh nanah. Kemana sekarang ? Pergi mandi dan bersuci ? TIDAK. Aku kotoran yang menunggu kering.

Berapa kata malu yang sudah aku catatkan pada buku yang terlupakan ini ? Bah ! Aku ini benar-benar tidak tahu malu. Mana lagi luka yang bisa aku koyak ?

Sabtu, 16 Maret 2013

Gincu

Rancu yang dilapisi gincu

Yang pada akhirnya memaksa tutup mulut
Dan melupakan semua angkara

Tapi gincu ternyata mendendam
Diam-diam menghilang
Dan menyibakkan kerancuan

Kini bibir hitam itu jelas terlihat
Berbicara tanpa tau gincunya hilang
Tetap mengoceh sampai malam
Yang dikiranya mau menyamarkan hitam

Dia lupa pada bibirnya
Bercermin lalu menangislah ia
Rancu yang dilapisi gincu
Sudah tidak ada beda lagi
Racun yang dia makan sendiri.

Biarkan

Biarkan saja rindumu berlalu
Aku tak mampu memenuhinya
Laraku tidak untukmu
Karena bahagiamu itu langka

Ku hormati kamu
Silahkan lupakan aku
Diriku tak mampu membencimu
Karena dirimu adalah harga dariku

Biarkan semua perlahan berganti
Kisah kita, janji kita, simpan jauh-jauh
Hangat tanganmu akan kulepas
Dan ku rela dingin sendiri

Tapi aku tidak akan mengatakan ini perpisahan
Karena aku hanya ingin kamu pergi untuk kembali
Biarkan waktu yang membawa kita bertemu
Mungkin di suatu pagi, siang ataupun senja.

Dan jika aku merindukanmu
Ijinkan aku untuk mengabaikannya
Membiarkan hati terbiasa tanpamu
Karena senyummu tak mungkin lenyap

Biarkan seperti ini sementara...
Kita mengasing masing-masing





Jumat, 08 Maret 2013

Saya Sedang membuat skripsi

Analisis Fenomena Bankonka Pada Masyarakat Jepang yang Tercerminkan Dalam Drama Serial Kekkon Dekinai Otoko

sekian terima kasih

Rabu, 06 Februari 2013

F.e.a.r

Aku takut anda.

Aku takut anda marah.

Dan paling aku takut, aku menjadi pembenci karena anda.

Aku takut pada sorot mata anda.

Seolah-olah menghukumiku.

Aku takut pada mulut anda.

Karena akan bersuara menyayat hati.

Tapi hidup tidak berhenti hanya karena anda.

Aku harus hadapi walau dengan trauma seperti ini.

Dan tak ada cara lain.

Aku takut anda.

Aku butuh psikiater.

Senin, 04 Februari 2013

Pebruari : Face it willingly

Apa yang ku minta dalam doa, tak akan ditampik olehNya. Tapi Dia akan menunjukan kebesarannya dengan memberikan apa yang tidak diharapkan. Karena Dia ingin Aku tau, bahwa aku bisa melewatinya.

Saat aku lemah, Kuatkanlah
Saat aku merasa sempit, lapangkanlah.
Saat aku takut, beranikanlah.
Saat sedang rapuh, tegarkanlah.

Hanya Dia yang tau ketakutanku, sehingga Dia berikan aku keberanian. Dia selipkan kasih sayangnya bahwa akan ada tanganNya yang maha kokoh menopangku, mendorongku naik dan terus naik tinggi. 

Dia hadirkan tangga-tangga yang menjulang, agar aku mengerti tentang proses.

Dia juga mengingatkan, agar hati-hati menjaga hati.

Yang Dia mau, aku berani menghadapi segala tantanganNya.

Dengan namaNya, aku berjanji, aku melawan takutku.

Akan aku berikan yang terbaik dariku.

Duhai sang kuasa, pembolak-balik hati, jaga hatiku, jaga lisanku, jaga tingkahku.

Aamiin.

Sabtu, 02 Februari 2013

Pebruari tanpa F

Kemarin, Pebruari mekar sempurna. Semangat itu sekarang ranum.

Regeneration gen-gen tua. Walaupun tidak bisa melawan gravitasi. Merekah memerah.

Kembali diawal yang baru, semangat baru dan mimpi-mimpi yang baru.

Cukup pada garis yang benar, tak perlu lurus.

Matahari itu kawan, bulan itu sahabat.

Tiada bermusuh untuk menjelajahi bulan ini.

Siapapun yang akan menyelak, buka telinga.

Siapa tahu, selakan itu semakin membakar jiwa dan menjadi mekar sempurna.

Pebruari tanpa F

F for F***

Kamis, 31 Januari 2013

Respect : Kunci Perubahan

Bon, perubahan itu bukan kata mustahil untuk apapun. Apalagi buat Indonesia Raya.

Kenyataan paling nyata, Indonesia Raya kehilangan nilai-nilai saling menghargai dalam segala aspek. Menghargai generasi tua, menghargai sejarah, menghargai usaha orang lain, atau menghargai kebaikan orang lain.

Negara ini tidak akan sembuh, ketika rakyatnya berhenti saling menghargai. Dan parahnya, bahkan saling tuduh, saling maki, saling mempersalahkan, dan saling merasa paling benar.

Negara ini akan terus sakit sekarat, selama rakyatnya masih meremehkan satu sama lainnya, memandang rendah sesama, dan sekali lagi, merasa paling benar.

Penyakit kronis yang dibiarkan akan mengarak dihati dan terpatri diotaknya, bahwa kebenaran ada dalam dirinya dan orang lain salah. Sehingga disetiap sudut jalanan, setiap sekolah, kantor, perusahaan, dan ruang rapat akan ditemui betapa penyakit merasa paling benar ini akan mengeruk nilai penghargaan pada orang lain.

Menghargai orang lain itu memang tidak mudah, tapi tidak susah. Singkirkan ego bahwa diri selalu benar, buang jauh-jauh rasa dipihak yang benar, turunkan pandangan, dan lihatlah, semuanya sama. 

Respect, kunci untuk semua perubahan.

Mulai dari menghargai waktu, menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, menghargai segala produk masyarakat yang patu untuk dihargai, akan memulai dan memacu perubahan itu lebih nyata.

Saya, sebagai seorang rakyat, dengan hati yang terluka dan tidak dihargai, berjanji akan berusaha menghargai orang-orang disekitar saya, no blame, saya akan memperlakukan orang lain sebagaimana saya ingin diperlakukan orang lain. Saya yakin, suatu hari nanti, orang-orang yang tidak menghargai saya, akan mendapatkan apa yang telah disemai. Dan saya akan tetap menghargainya karena telah membuat saya merasa patut dihargai dan membuat saya ingin membuktikan bahwa saya patut dihargai.

*Taruh perubahan 5 cm tepat didepan mata kamu, agar kamu selalu ingat dan melihat pada perubahan.

Melancong Tanpa Permisi 2 (chinese garden)


Akhirnya Bus ini berhenti di Woodland, akhirnya Ame bisa bernafas lagi. 

Karena memang tidak tau mau kemana, karena taunya cuma patung merlion, sesampai di Woodland, Ame menganga senganga-nganganya, banyak manusia lalu lalang, yang jual tiket mesin semua. Bawa tas yang berat sekaleee, jaketan, bawa peta, gembel sekaleeee Bon.... Ada orang Indonesia, oh GOD thank you, tapi jawabannya sama, "kamu beli tiketnya disana" sambil nunjuk mesin. MasyaAllah, itu yang Ame ga ngerti pencet apa. Mesinnya touch screen Bon, liatin orang pencet-pencet tetep aja ngerti. Kebetulan ada petugas, orang melayu juga, tapi dia bilang, Ame harus punya uang receh buat masukin kemesinnya. Ame disuruh tuker uang. Aduuuh, yang ada warung-warung elit, Ame juga ga napsu makan, keliling-keliling nyari receh pusingnya bikin kebelet. Pipis di toilet orang sini ternyata ga ada air, pakai tisu pula, tambah pening. Untung perut bersahabat sekali pagi itu.

Ah, nyali Ame kembali meciut, ga tau harus ngapain lagi. Ame coba putar-putar nyari pos informasi, YAHOO! Ame dikasih peta baru, terus Ame harus manfaatin waktu dan informasi yang banyak, berhubung Ame pulang harus ke The Plaza tempat Bus Transnasional mangkal, Ame tanya dimana beach road berada, petugasnya bingung sambil liat peta, wadduuuhhh.... Kemudian petugasnya melingkari Station Lavender. Katanya beach road ada disana, golden triangle, coba aja ke sana. Huuuuftttt, ya udah kataku, masih pagi juga, urusan pulang belakangan. Sekarang caranya keluar dari woodland bagaimana ?

Sambil lihat peta yang berwarna-warni lucu, ada tulisan station Chinese Garden, trus juga ada Japanese Garden, wahhh mumpung pagi, kesana aja wes, merlionnya nanti dulu. Kembali ke mesin tiket, ibu petugasnya ada, lagi bantuin orang korea yang satu kereta tadi pagi. Ternyata ! gak perlu uang receh ! mesinnya punya kembalian ! Terus ibu petugasnya bantuin Ame beli tiket ke Chinese Garden, tanpa receh ! Astaga, kenapa nyuruh cari receh tadi ? Tiket langsung keluar + kembaliannya berupa koin. Terima kasih banyak-banyak ibu petugas.

Dan untuk pertama kali (lagi) naik Monorail Bon, melayang diatas jalan, gila kayak naik mainan dipasar malam. Ame senyam senyum sendiri, menikmati indahnya alam orang yang sudah berubah jadi beton semua tapi dihiasi hijau-hijau pohon, manis lah daripada baliho semua.

Sampai lah station chinese garden, aseeeekkkk, cerahnya matahari pagi, hangat, dan ame masih jaketan + ranselan, celingak-celinguk poto-poto.... Disambut jembatan merah ala china, ada polisi india yang ramah menyapa, ame sapa balik, terus masuk disambut lagi pagoda (mungkin), ahhh, ini ame masih belum percaya ame sendirian di negeri orang. Sambil tersenyum lagi, ame semakin kenal diri ame.




Yaa, perjalanan bukan hanya berjalan-jalan dan berkunjung tapi juga sebagai dialog dengan alam, dengan diri sendiri. Kembali berpikir, mengenali diri sendiri dan bersatu dengan alam. Kadang diri dipaksa untuk mengejar mimpi tanpa mengenali lebih dalam hakikat diri. Sehingga yang didapat hanya kekecewaan saat mimpi kandas ditengah jalan dan memaki diri sendiri. Padahal diri sendiri mempunyai hak-nya untuk dikenali dan diperlakukan dengan baik. Melewati replika taman jepang membawa memori buruk, hahahaaa... Kemuakan yang sudah meningkat, bahkan hampir jijik, tapi seandainya ame di Jepang beneran, Ame pasti akan besar kepala, dan bilang pada dunia, I was here, Japan dengan sombongnya.... Itulah yang Ame pikirkan saat melintas di taman Jejepangan ini. Sepertinya diri Ame pun menolak untuk berbangga menginjak tanah sakura karena hanya untuk pembuktian semata. Ok, deal-nya, Ame akan kesana kalau memang ada perlunya. Bukan list paling atas juga buat dikunjungi. Luruskan niat ajaa-lah, kalau udah lurus, cuzz....


 Next, karena ini taman luas sekale, badan pegel, kaki gempor, masih pagi, udah gerah dan belum mandi, selonjoran dulu diaspal, mumpung sepi pengunjung pagi ini. Oh, suasana ini mirip didepan SMA Ame dulu, pohon-pohon pinus berjejeran, langit biru, bau rumput, owh masa SMA kembali menyeruak dalam kenangan. Ah, jadi kepikiran balik cepet....



     AME udah capppppppeeeee banget.... Istirahat, jalan lagi, istirahat, jalan lagi, uang Ame habis beli air minum, sebotolnya diatas $1 semua, gila aja 8000 rupiah. Tapi daripada mati, terus ga ada yang kenal, balik tanah air ame disumpahin sama orang-orang, setiap $1 yang melayang bagaikan credit buat sisa-sisa nyawa hari ini. Dari sini ame belajar bersyukur tinggal di Indonesia, walaupun bagaimanapun, harga air lebih bersahabat. Dari ini aku belajar menghargai tubuh, harus dijaga dan disyukuri nikmat sehatnya.


Karena ini pelancongan solo perdana, mau poto juga susah, padahal bawa tripod, tapi ribet, jadi tempat terbaik taroh kamera dibatu taman. Kamera siap, lanskapnya juga ciamik, eh si Ame malah bediri tepat ditengah rumah china-nya.... males juga ngulang poto. Cabut next destination... To be continued........

Selasa, 29 Januari 2013

Melancong Tanpa Permisi 1


Pernah punya harapan selain nilai IP bagus ? Ame punya satu harapan selain itu Bon, Ame pengen jalan-jalan ke luar negeri. Mau lihat langit di Negara lain, menginjak tanahnya, mencium udaranya, mandi airnya dan makan makanannya.

Saking pengennya dan kebetulan tiket sudah ditangan, tanpa basa-basi baso bakar, Ame langsung capcuz tanpa permisi. Awalnya sempat bimbang bambang gulindang, antara berangkat atau batal berangkat, hati yang semula yakin tiba-tiba mengerucut takut dan meragu. Gila ! shikata ga nai, apa boleh buat, now or never melintas dikepala......

Dan dengan sengaja melancong seorang diri menyicipi negeri orang, mengatur jadwal sendiri, dan tentu saja resiko ditanggung sendiri. Umi Abi Kakak dan seluruh keluarga hanya tahu Ame pergi rombongan, tanpa curiga dan tanpa hambatan merestui pelancongan Ame. FIX tanggal 17 Januari Ame terbang ke Negeri Upin Ipin. Lanjut malamnya sesuai rencana naik kereta api malam pindah ke Negara kecil mungil Singapura. Dan lanjut Malaysia lagi diteruskan sampai Penang kemudian balik lagi ke Malaysia. Dimulailah hari-hari restless, shock, dan WOW!

Mendaratlah pesawat Airasia di LCCT Kuala Lumpur, kayak terminal bis, banyak pesawat parkir. Memang sesuai fungsinya, LCCT ( Low Cost Carrier Terminal) yaa gitu-gitu aja sih. Sesuai panduan mbak Claudia Kaunang, cara paling mudah ke Kuala Lumpur Sentral naik skybus airasia, cuma RM 9. Dan benar saja, sangat mudah menemui loket yang menjual tiketnya. Masih dalam keadaan beradaptasi, duduk manis dalam bis disamping orang India yang juga pertama kali ke Malaysia, dia tanya pakai bahasa inggris ini turun dimana bis nya, Ame jawab "Me too first here" jawaban yang sangat berbobot. Dan si India pun tersenyum dengan gerak tangan yang khas, "its ok".

Diselembar kertas quarto, jadwal perjalanan dimulai dari Singapura naik kereta malam bolak-balik. Seharian di Singapura, malamnya balik ke Malaysia. Tapi apa daya rejekinya balik ke Malaysia tiket kereta habis. Wah, rencana awal harus tetap berjalan, bagaimana caranya bisa balik ke Malaysia lagi  besok malamnya ? Dalam kebingungan yang sangat dag dug dug, ada poster gede yang bertulis Bandar Tasik Selatan. Untungnya sebelum berangkat, Ame pernah baca Blog orang yang udah pernah melancong ke sini dan juga pergi ke Singa, mereka naik Bus melalu terminal bus Bandar Tasik Selatan. YAHOO! Ame coba-coba cari tiket kesana, dari Kuala Lumpur Sentral, yang paling praktis naik Komuter. Alamak, belum pernah naik komuter + ga tau cara beli tiketnya, pake bismillah harga tiket RM 1 masuk ke komuter. This is first to me, pas kena jam pulang kantor, banyak orang, berjejalan, dan WOW sekali Bon, untung udah kebiasa berjejal dalam angkot, tapi sambil berdiri aja bedanya. Hahahaaaa jauhlaahhh bon...

Tibalah di Terminal Bandar Tasik Selatan, Luar Biasa, seperti yang dibilang diBolg, kayak Mall,terminal ber-AC, eskalator, bagusan ini daripada bandara LCCT. Gila, keren dah !

Sambil celingak celinguk cari tiket paling murah buat balik, akhirnya dapat juga bus antarbandar (antar kota), Bas Transnasional, singapura-malayasia, harga tiketnya RM 57,5, berangkat jam 10 malam sampe jam 3 subuh. Tiketnya kaya bon indomaret, cuma ada tulisan The Plaza @beach road. Tanpa pikir panjang Ame beli, soalnya sudah jam 8 malam, kereta ame berangkat jam 11 malam. Ok, kembali ke KL Sentral dengan Komuter lagi, tapi kali ini dapat tempat duduk. Wohhhh cuapeknya minta ampun, bawa tas berat banget lagi Bon.

Sampai KL Sentral langsung mandi di bilik mandi, bayar RM 5. Ada air hangatnya, bikin seger lagi. Karena waktu masih jam 9, Ame duduk diruang tunggu yang ga banyak orang, eh dapat rejeki. Ame kenalan sama cewek Korea, dia juga melancong sendirian, dia bahkan lebih Joss, dari Sabah dan akan sampai Laos. Malam itu dia nunggu kereta arah Utara, tujuan Bangkok. Bercakap sama dia walaupun dengan bahasa inggris alakadarnya, kayak ketemu teman lama, asik aja ngobrolnya. Saranghae chingu... hahahaa.... Dan dimana ada perjumpaan disana ada perpisahan. See you Da Eun,... I will visit you... hahahaha...

Jam sekarang setengah sebelas, penumpang kereta tujuan Singapura sudah berkumpul heboh. Untuk pertama kalinya pula naik kereta, malam hari, tidur didalamnya. Untungnya tiket yang ada bed nya masih tersedia. Seperti gambar diatas itu dalam keretanya, tempat beristirahat untuk malam ini.


Pagi menyambut tanpa matahari karena perbedaan waktu yang aneh, jam tangan sudah menunjukan jam 7 pagi tapi masih gelap. Antrian imigrasi panjang sekali, karena ini yang pertama, dengan mulut menganga mengisi lembar masuk diteruskan antri dan paspor distempel oleh petugas, naik eskalator, kebingungan kita mulai dari sini. Hanya ada halte bus dan antrian anak sekolah, sedangkan penumpang kereta yang banyak tadi hilang entah kemana. Baca-baca dimading halte jalur bus, zen-zen wakaranai mau kemana, karena Ame tidak mempersiapkan perjalanan di Singapura, karena Ame hanya mau liat patung Merlion, akhirnya pengen nangis pengen pulang, padahal baru pagi pertama dalam Pelancongan Tanpa Permisi ini, masih ada 5 pagi lagi.

Singapura, modern dan praktis. Halte terdekat dengan station ada 3, tapi entahlah kenapa Ame, naik Bus trek Woodland. Di pintu bus Ame kebingungan cara bayar, duit cuma ada yang kertas, $2 pula, kata drivernya masukin aja, tapi ternyata tidak ada kembalian. Hayaaahhhhh pagi hari sudah rugi. Dalam bus rasanya takut, karena suasananya beda banget. Orang sibuk sendiri-sendiri, ga tau harus tanya siapa. Bus tetap berjalan dan berhenti dari halte ke halte, dan Ame tidak tau harus turun dimana, bus pun sangat penuh. Kebetulan ada bapak2 duduk disebelah, Ame coba tanya dimana Woodland, dan bapaknya tersenyum sambil nunjuk telinganya, ternyata beliau tuna rungu. Innalillahi, ga tau harus turun dimana, ga bisa tanya2, sempurna mengawali hari. To be continued....






 

Minggu, 27 Januari 2013

A Mammoth Mouth

Morning...

Sekawanan mammoth sudah bergumul dan berceloteh dipagi buta tanpa peduli kawanan rusa, angsa dan tuyul masih terlelap dalam buaian embun subuh.

Mereka dengan mulutnya sibuk menganga dan berkata-kata, persis seperti pedagang asongan yang menjajakan jualannya.

Keributan pagi yang sudah biasa didunia ini yang sudah tidak bertuan lagi.


Jumat, 25 Januari 2013

The List for Notes


Bon ame, ini catatan random.

Januari sudah datang dan akan berganti.

Diawali dengan sakit diawal tahun masehi ini, dan untuk pertama kalinya setalah lama sekali tidak mimisan, Januari ame mulai dengan satu lubang hidung yang darah segar mengalir tiba-tiba. Ohisashiburi da, mimi-san.
Setelah mimi-san yang datang tidak jelas, hari berganti menjadi hari-hari yang seharusnya tenang sesuai namanya “minggu tenang” tetapi yang ada hanyalah kesibukan yang  sangat menyibukkan perasaan, mental, dan berimbas kepada lelahnya fisik.

Walaupun Laporan KKN tidak selesai seperti waktu yang direncanakan, setidaknya keterlambatan penyelesainnya bukan dari diri ame, tapi faktor eksternal yang tidak bisa diramalkan. Pokoknya ame harus disiplin, setidaknya faktor internal Mapping of life ame harus berjalan sesuai. Then, semester ini berakhir hampir sempurna. (masih on going note nya)

Awal liburan sudah ame rancang 1 bulan lebih, dan 17 januari benar-benar ame berangkat melancong sendirian dan benar-benar pertama kali melancong jauh.Tunggu dicatatan lainnya yaa boon.....

Balik ke Malang tanggal 22 Januari malam. Dengan harapan besoknya bisa KRS'an tetapi hebatnya SIAM belum menyediakan kelas juga. Pada akhirnya ame menyerah dengan menitipkan KRS lagi. Memang musibah tak bisa dihindar, sore hari tanggal 23 Januari diruangan dosen, dengan baik-baik ame datang untuk meminta ijin tetapi ditodong dan dipersalahkan. Ame dicerca dan disudutkan tanpa ada hak ame untuk berbicara. Oke, ini akan ame lanjutkan ketika masalah KRS an ame kelar. Yang jelas ame siap dengan apapun konsekuensinya, karena ame on the right line. 

Resolusi tahun ini : Tidak ada nama dia dimanapun dalam list dunia kampus ame.

An Introduction


Bon, Ame –
Changed ? Tidak juga, Cuma nge-rename & refresh… Biar kelihatan upgrade dan masih ada nafas kehidupan disini. 

Bon, Ame akan menjadi 2 kata setiap pembuka postingan terbaru tulisan blog ini. Disini kata “aku” diganti “Ame”, bukan biar imut atau chibi-chibu, tapi biar lebih menghujani hati dan pemikiran setiap pembaca. Soalnya, Ame selalu bingung ketika nulis, mau pake kata apa buat menyebutkan diri Ame sendiri. Pake kata “Aku”, “Saya” apalagi “Gue”, gak suit banget sama Ame. Pake “Eke” dipikir nanti bencong keganjenan mandi dikali bon. 

Dan kata “Bon”, yaa tentu saja dari “Babon”, panggilan sayang untuk pembaca setia diblog ini. Hahaha, beneran sayang loh ya… Yaa babooonnn… Walaupun secara harafiah artinya monyet jenis gede, tapi “babon” punya ame ini artinya special. Perlu imajinasi untuk menghayatinya.

Jadi hematnya, “Bon, Ame” itu 2 kata yang pengen di pay attention. Kalo diandaikan itu, kaya orang curhat terus mau didengerin… “EH, tau gak siiih…” selebihnya begitu yaa bon…

Then, ada kata “Yaa” dan “Ya”. Perbedaannya jauh loh, kalo “Ya” itu artinya umum aja, tapi dengan intonasi menurun dan lembut. Tapi kadang kesannya juga “perintah”, tergantung konteks kalimat nantinya. Dan “Yaa” itu dalam bahasa arab, yang bermakna “Hai” yang memiliki kesan akrab, kasih sayang didalamnya. (Sebagian besar dalam ayat-ayat cinta Allah, Allah memanggil hambanya dengan kata “Yaa” romantis sekali, betapa besar rasa kasih sayangnya pada kita hambanya).