Sabtu, 13 Januari 2024

Yang Disampaikan Oleh Kata-kata

Hai, selamat datang tahun baru. Awal yang baru, yang dirancang sedemikian rupa dari akhir tahun lalu. Bertepatan dengan ulang tahun sohib aku yang semakin berumur semakin menggemaskan. Rasanya hanya ingin banyak-banyak mengapresiasi lewat kata-kata, sebagaimana jaman awal-awal 2000an. Dengan media kertas surat warna-warni, juga amplop yang lucu-lucu, bahkan perangko yang bernilai lumayan pada waktu itu. Semua kata-kata leluasa menari-nari membawa pesan yang menarik untuk dibaca berulang-ulang. Bertukar cerita sehari-hari sampai cerita fantasi diluar nalar semesta.

Sudah lama rupanya tidak bertukar kata-kata melalui tulisan. Dulu masih awal Facebook, kita buru-buru naik ke ruang komputer hanya untuk log in dan saling komen. Apapun dikomen, karena terbatas hanya pada postingan kata-kata. Tidak puas bertukar kisah panjang, malamnya lanjut sahut-sahutan dilapak Twitter. Kita bertumbuh bersama dengan teknologi yang kemudian sangat cepat berkembang. Dan beruntungnya sekarang, bisa diakses kapan saja dimana saja. Bahkan sudah dilengkapi dengan fitur berbagi gambar sampai tidak terbatasnya lagi kata-kata dalam satu kali post. 

Namun, kemudian kata-kata manis yang dulu mudah didapat, sekarang menjadi sukar dan langka. Apa karena sudah tak ada waktu atau sudah tak ada lagi kata yang tersisa ? Memang kita terpisah oleh jarak, satu persatu dari kita pergi tanpa kata-kata lagi. Padahal tiap dari kita selalu candu satu sama lainnya. Yaaa... Yang sudah berlalu, sebagai kenangan indah. Semoga kedepannya menjadi lebih indah lagi. 

Mari kita kumpulkan kata-kata yang disampaikan dari hati sebagai ungkapan kasih sayang dan terimakasih. Sayangnya banyak yang tidak terdokumentasikan dengan baik. Jejak digitalpun mungkin bisa terhapus, jadi baiknya rangkum pelan-pelan disini. Sesuatu yang disampaikan oleh kata-kata...

Oleh-Oleh Vika

Seingatku pada waktu itu, dalam pigura ini ada sepucuk surat. Namun ketika mengingat-ingat kembali, ingatannya benar-benar buram. Hanya tertulis, Rektorat UB September 2011. Masa dimana hal tersulit hanyalah deretan kanji dan sejarah panjang kesusastraan Jepang. Juga si Icha yang malah lupa pakai dresscode warna biru. Vika siapin ini untuk kita semua, dia baru pulkam ke Bali. Oleh-olehnya khas pantai, dengan foto ini. Padahal kita ada foto studio, tapi sampai hari ini tidak ada yang unggah disosmednya masng-masing 😝alay disko parah sih...


Hadiah Wisuda dari Yuna

Masa-masa jadi mahasiswa pun berlalu cepat sekali. Padahal kegiatannya padat sekali, senin sampai minggu kosan cuma jadi tempat tidur dan mandi. Sisanya kelayapan kesana-kemari. Teman main keliling Malang, tetangga kosan yang selalu ready gas, si Yuna anak Bekasi punya. Datang ke acara wisuda bawa hadiah berupa tabung, yang mana ternyata isinya gambar penuh harapan ini. Dan sampai saat ini, harapannya masih mejnjadi harapan, Wkwkwkwkkkk. Buat informasi, kita jalan-jalan selalu naik si Susi, motor hitam bermesin 2 tak. Tetapi, Susi sudah berpindah tuan, semoga Susi masih menjadi bebek yang bandel. Sayangnya, ketika Yuna wisuda, tidak ada hadiah balasan dari aku yang sudah balik ke pulau sebelah. Gomen ne....


Cuitan Indah

Teman hilang kabar bukan masalah jika sehari dua hari. Orang ini hilang tepat setahun. Hampir berbulan-bulan mencarinya dari jarak jauh. Parahnya lagi, dikoran ada penemuan mayat dengan ciri-ciri persis sama Indah. Dulu masih jaman BBM, jadi sudah bisa bertukar foto lewat hape. Panik kita cari-cari, dan ternyata masalahnya lebih pelik daripada apapun. Alhamdulillah sampai sekarang masih ada orangnya.  Mendapat mentionan begini menjadi pengingat kembali, mengapa kata-kata yang persuasif akan sangat berfungsi ketika bertukar cerita dalam posisi yang berjauhan oleh jarak.




Hari Bersama Sensei

Rejeki banget bisa tetap bisa menjalin komunikasi dengan dosen sekaligus penguji skripsi yang pada waktu itu kita takut-takut buat konsul. Suatu hari teman nanya "kok kamu bisa mimisan?" Lohh... Tau darimana...? Itu ada dipostingan Sensei katanya. Oh, ternyata debut di Facebook beliau. Hehehe. Perjalan studi S3 beliau panjang banget, kalau dilihat-lihat udah pegel duluan. Full kanji pula literaturnya (secara kuliah di Jepang yaaa). Dari sungai ke sungai, mencari ilung, kilas balik mengikuti alur cerita novel penelitian Sensei. Seru banget sih, kayak dapat kuliah terus menerus beberapa hari. Sebelum balik ke Jepang, Sensei kasih kata-kata bagusssss, tapi lupa petikannya gimana... Cuma berkesan banget. Itu hebatnya kata-kata, tak bisa diingat dengan tepat, tapi bisa dirasa dengan hebat.

Escape Bareng Icha

Masih muda, merasa punya banyak waktu dan dana. Padahal sekolah belum libur. Curi-curi hari untuk pergi diam-diam. Mampir Malang dan lanjut terbang ke Singapura cuma buat main dua hari. Gilanya lagi Icha mau nyamperin ke negara tetangga. Benar-benar sekejap yaa, tapi semua spot nyampe juga. Kalau Icha nulis postingan panjang berarti happy yaa. Surprised aja dapat mentionan review escape dadakan dari rutinitas kantoran. I love sama pilihan kata-katanya. Memang sama yang tidak ribet memang awet pertalian silaturahmi. Hehehee.



Reminder by Desty

Dipenghujung perjalanan, kami baru bertemu dan saling bertamu. Membahas ide-ide dan intens cek hasil karya tulis untuk dapat saling memahami rumusan masalah. Dimulai dari sinilah, tidak lagi asing bertukar kata-kata ilmiah, menyajikan kata-kata berdasar data, dan bolak-balik dengan sabar menunggu kata-kata baru lainnya. Kemudian waktu berlalu, dari kami belum pernah bertemu kembali satu sama lainnya. Ternyata rindu juga bisa lahir dari jeda panjang, bahkan sudah sempat wisuda sekali lagi. Thank you so much for reminding me of how lucky I am satu bimbingan satu perahu dalam kayuhan yang sama-sama serius pada waktu itu.


Sebuah Utas Sari

Alasan utama postingan blog ini adalah ketika mbak ini mau hapus utas yang malu-malu dipostingnya. Padahal kata-kata yang diukirnya lantang dan mudah disukai. Mengungkapkan rasa bukanlah kesalahan, apalagi dianggap sebagai tindakan kriminal yang harus disembunyikan. But I'm glad, she did it. Dari lintas pikirannya inilah, lahir gagasan surat cinta, sebuah surat yang ditulis ungkapan perasaan untuk menyatakan perasaan sayang dan cinta. Jadul, tapi ternyata yang lain juga excited buat menyampaikan kata-kata lewat guratan pena dengan menyelipkan perasaan dan perhatian didalamnya. Terbukti yaa, dalam sebuah utas yang dipostingnya sebagai balasan surat yang terkirim, bahwa kata-kata efektif sebagai media bertukar perasaan. Apapun diksinya, kata-kata bisa menghidupi rasa. Terimakasih atas kata-katanya.


Yaaa... cukup dulu yaaa... Semoga semakin banyak memberi kata-kata yang baik agar semesta kita penuh dengan kebaikan. Semoga menjadi awal yang baru untuk berkarya melalui kata-kata. Sayang semuanya, hati yang penuh kasih sayang tidak akan menyakiti siapa-siapa. Bismillah 2024 berjalan sebagaimana harapan kita. Postingan "Yang Disampaikan Oleh Kata-kata" adalah pembuka kembali untuk rajin menulis. 😁😁😁

See You Soon

P.