Jumat, 20 Februari 2015

Gagal Mendarat

Sekali lagi,
Layaknya sebuah pesawat yang terbang tinggi dengan kepercayaan penuh, harus berakhir dengan terhempas.

Menukik tajam, terbentur dengan keras. Patah. Hancur.

Aku pun kembali berlari-lari, bahkan hatiku lebih lelah meminta oksigen.

Lemah lembut aku memaki.

Pesawatku gagal mendarat.

Sudahlah,

Selalu ada jalan pulang.

Dan selalu ada pesawat lain yang bisa aku terbangkan.