Senin, 30 September 2019

Delightful India Day 3 [1 April 2019]

Assalamualaikum.....

Selamat Pagi Jaipur

Heading to AGRA !


Sisi Timur Taj Mahal, motret sambil jalan


Selamat Pagi Jaipur ! Lanjut lagi dong kehectican setelah Hari ke 1 dan Hari ke 2 berlalu. Energi India betul-betul tarik ulur dipagi ini. Kelincahan dihari kemarin menyisakan penat yang mengusik. Dan kita harus packing lagi, angkut muatan lagi, geret-geret koper ke lobi bawah. Di hotel literally cuma buat tidur dan mandi, ngeteh masala, sereal jagung, sarapan roti canai plus yogurt sebagai bonus.

Jendela Hotel & Bis Jingga Bis Kita
Breakfast
Lucky-nya setiap pembagian kamar yang dilakukan tiap kita check in, nama mbak Ning-Nong my roomate selalu terlewat, nama kita berdua selalu tidak kebagian diawal. Kemudian juga selalu dikasih kamarnya TL (Tour Leader), yang mana lebih besar dan lebih bagus. Sepanjang perjalanan, kamar hotel di Jaipur inilah yang paling kasep mang. Wifi juga lancar, sempat nge-chicken dulu di Erangel (PUBG Mobile player can relate the feelingnya ya kan).

Agenda hari ini, kita menuju kota Agra. Ada ikon India di kota itu. Taj Mahal. Tentu super excited, ketemu dengan keajaiban dunia yang menyimpan sejarah panjang. Timeline nya pagi sekali sudah meluncur, tetapi entah bagaimana cerita, jam keberangkatannya ngaret lagi. Ya, aku embuh yah. Ketimbang gaje di lobi, kita berdua sama mbak Ning-Nong jalan-jalan depan hotel. Amazingly, ada onta dan gajah berlalu lalang. Hewan tersebut masih menjadi alat transportasi di sini. Terutama wisata naik gajah, menjadi andalan nilai jual wisata di Jaipur. Padahal, seperti yang kita ketahui, tubuh bagian atas gajah tidak kuat menopang beban, sehingga dapat mengakibatkan cedera pada punggung gajah.
Jalan depan Hotel
Tepat seberang Hotel ada onta nangkring

Jalanan sekecil dan selengang ini pun tidak lepas dari bunyi klakson sumbang. Bahkan buat nyeberang saja, harus mengumpulkan ratusan nyali. Kendaraan bisa tiba-tiba melaju kencang dari arah yang tidak diduga-duga. India rasa India memang. Letak hotel sebenarnya ditempat deretan pertokoan, pagi ini masih tidak terlalu banyak toko yang buka. Hanya kedai teh yang telah siap menyambut para pekerja mengawali harinya. Di ujung jalan, sederet pedagang kaki lima menjual buah-buah lokal segar. 


Good Morning
Santuy
Manis segar melekat sampai ke ubun-ubun
Beli 100 rupee dapat hampir setengah kilo lebih kalo ga salah, soalnya yang beli mbak Ning-Nong hehehe. Kita pun balik ke hotel lagi, pun masih belum selesai proses check out. Molornya sudah tidak lucu lagi. Dari Jaipur ke Agra hampir 4 jam perjalanan. Semakin siang berangkat semakin sore pula sampai di Agra. Thats mean, waktu eksplor Taj Mahal pun jadi sangat tidak memuaskan. Was-was juga ama kayak kemarin, nyampe Hawa Mahal yang sudah tenggelam oleh malam.

Jam setengah 10 pagi akhirnya kita semua meluncur, yang harusnya berangkat setengah 8 pagi paling lambat. Problemnya adalah ada satu paspor yang tidak terdata oleh pihak hotel, sehingga satu-persatu diabsen ulang. Padahal TL nya ada 5 orang, akan tetapi masalah seperti ini menjadi lambat ditangani. Biasanya apabila ngetrip rombongan besar, masalah paspor untuk check in hotel dikumpulkan sebelumnya, agar cepat dan tepat. Sudah dihitung dan dikelola. Dari awal sudah feeling insecure dengan pengelolaan tripnya, ya paling tidak dan setidak-tidaknya TL nya amanah, alhamdulillah. Pengen sih curhat panjang, tapi apa guna. Perjalanan bukan hanya tentang kenangan manis dan foto cantik, tetapi juga pengalaman pahit manis kesel bahagia, pelatihan kontrol emosi, n stay mental healthy. Untungnya lagi, pesertanya masih santuy dan belum ngegas. Walaupun sekali lagi, jiwa bar-barku terpicu parah. Tahan. Tahan. Tahan......

Good Bye Jaipur
Bis melaju kencang, jantungku pun berdebar. Jalan panjang yang bagaimana yang ada di depan sana. Waktu breakfast di Hotel, kak Ima sudah merancang gaya foto dan spot yang ciamik di Taj Mahal. Sama seperti kemarin, kak Ima sudah mematching busana menyesuaikan dengan tempat dan suasana. Dan berdoa, semoga tidak kesorean, semoga tidak kesorean. Aamiin.

Ditengah perjalanan, bis menepi. Entah ini tol atau jalan besar antar provinsi, jejeran toko kiri kanan menanti disinggahi. Mas TL orang India, membeli air kemesan untuk peserta. Ya, mereka baru membeli atau baru ingat menyiapkan air minum yang dijanjikan tiap hari jatah peserta satu botol besar, entah sajalah. Cukup memakan waktu (lagi). Peserta pun tergelitik untuk turut turun menyapa bebuahan dan sesayuran yang kesegarannya memang menggoda. Hampir 30 menit peristiwa ini terjadi... πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘Œ Masih santuy dunk kitanya...


Jual Beli Kesegaran

Laris Manis

Abang POP ICE !

Masih saya pantau πŸ‘ΈπŸ‘ΈπŸ‘Έ

Bu Ani & Bu Ah Bu Ah An
Kemoloran waktu memang terlihat disepelekan. Aku nya setres berat dong. Buka gadget, buka google map, untungnya juga difasilitasi free wifi dan asupan buah-buahan yang dibeli bu Ani. Jalanannya seolah tidak bertepi. 4 jam sudah berlalu, titik biru digoogle map sudah di kawasan Agra. Tetapi bis berbelok ke jalan kecil, yang ajaibnya bisa dilewati bis dan berpapasan dengan truck jadul India. Matahari terik sekali, panasnya menembus jendela kaca. Bis berhenti sangat lama. Yang ternyata menunggu kereta api lewat. Pertanyaannya yang sampai sekarang belum terjawab, mengapa bis ini memilih jalan kecil dan sedikit memutar ke arah Taj Mahal ? Embuh.

Di India aku banyak belajar tentang banyak hal yang sejatinya hanya perlu di"embuh-embuhkan", biar lukanya juga cepat sembuh. Embuh dalam bahasa Indonesia adalah "entah/ gak tau deh", simpel dan ada kesan bodo amat didalamnya. Ketimbang nesu-nesu (angry), kunyah lagi anggur hijau yang memang manisnya nyelekit tapi seger. Dan perkotaan mulai nampak, lebih banyak hehijauan daripada di Jaipur. Waktu sudah menunjukan jam 15.00, siang mulai berganti sore. Kita semua belum makan, karena disepanjang perjalanan tidak tersedia rumah makan yang cocok dengan lidah nusantara.
Masuk Kawasan Agra

Kita mendarat di restoran Taste Of India. Fancy dan Classy. Menunya pun berbagai jenis. Sebanyak rombongan kita masuk, seketika, ruangannya menjadi penuh. Antrian kamar mandi mengular. Sebagian gerak cepat mesen menu, sebagian lagi ngikut saja menu yang banyak dipesen saking banyak pilihan menu. Pelayannya bolak-balik, satunya lagi menyiapkan sedikit space untuk sholat. Lumayan lama proses sajinya. Sudah jam 4 lewat, Taj Mahal tutup jika matahari tergelincir. Mbak TL nya santuy banget dah, bilangnya sempat aja. Iya sih sempat, tapi durasi eksplornya macam mana ??? Mancing ribut banget memang. Untung kenyang. Lagian mereka bisa bolak-balik ke India, lah aku ? Mesti jual ginjal dulu buat nyampe ke sini lagi. Tahan. Tahan. Tahan....

Resto Taste Of India
Buru-buru naik bis, selain ngejar waktu, para duafa menyerbu satu pasukan. Belum lagi yang jualan souvenir, maksa buat dibeli. Ya dimana-mana, sistem paksa bikin gerah. Tega ga tega memang, pintu bis ditutup rapat-rapat. Di Agra ketambahan satu guide lokal sini, untuk menemani keliling kawasan Taj Mahal. Panjang sekali bicaranya, karena in english, ga banyak nangkep informasinya. 

Gerbang Area Taj Mahal
Biaya paket tour sudah termasuk tiket masuk ke berbagai tempat wisata. Tinggal duduk manis nunggu pembagian tiket. Banyak wisatawan mulia membubarkan barisan, menuju pintu keluar. Kitanya dong, masih foto-foto tiket masuk. Ada peraturan ketat untuk masuk ke Taj Mahal, pintu masuk panjang sekali untuk antri screening (periksa bawaan dll.). Pintu masuk pria dan wanita pun dibedakan. Salah satu temen kita, ada yang ngevideo petugas yang lagi bertugas, tidak sengaja, karena mau dokumentasi memasuki gerbang masuk Taj Mahal. Petugas periksa ulang handphonenya dan menghapus video yang telah terekam. Terlihat sekali wajah lelah para petugas, polisi India seragam coklat ini setelah seharian menggeledah setiap orang yang masuk. Dari pos tersebut, kita dapat pelindung sepatu untuk masuk ke area bangunan Taj Mahal. Pelindung sepatunya semacam shower cap tipis gitu, gunanya untuk menjaga lantai marmer yang sudah renta.

Tiket Masuk Taj Mahal

Loket Tiket Taj Mahal
Setelah melewati pos pemeriksaan, kita disambut Chawk - I Jilau Khana (Forecourt) dan bangunan coklat ini merupakan Gatehouse menuju bangunan megah Taj Mahal. Untuk eksplor secara real online, silahkan akses Taj Mahal  peta 3D dan lebih asik menggunakan PC. Namanya trip rombongan foto grup menjadi kewajiban sebelum mencar. Batas waktu keliling disepakati, titik kumpul pun tepat didepan kami berfoto ini. Semua buru-buru, matahari sudah mengisyaratkan turun cahaya.

The Gatehouse

Foto Grup
Memasuki Gatehouse, sejenak gelap gulita. Dari pintu megah itu, Taj Mahal seolah dibingkai sempurna. Menyala, putih anggun, menonjolkan segala keindahannya. Seolah membawa kembali kenangan-kenangan yang menyenangkan, mata terfokus pada satu titik yang menarik yang membahagiakan. Perasaan yang aneh memang. Dibalik hiruk pikuk pengunjung arus balik, para tukang foto yang bersahutan menawarkan jasanya. Suara TL yang kemudian meminta ngumpul lagi buat foto grup dan desakan hati untuk segera eksekusi list to do at Taj Mahal. Apapun nanti, Aku bakalan balik ke Agra. Aamiin.

Kesempurnaan Cinta
Kak Ima yang sudah memiliki konsep foto yang bagus disini, kemudian menyerah. Waktu benar-benar terbatas. Manusia tidak punya kekuasaan apa-apa. Matahari tenggelam saja, manusia sudah kehilangan separuh hidupnya. Belum lagi pengunjung lainnya yang pasang gaya disana-sini, anak-anak kecil yang berlarian, dan kibaran sari-sari wanita India yang menjuntai warna-warni. Terlalu banyak hal yang harus diabadikan.

Udah sore Udah 
Mbak Ning-Nong
Kak Ima
Beauty Filternya lupa nonaktifin
Menurut tips-tips digoogle, waktu terbaik mengunjungi Taj Mahal adalah dipagi hari, tepat matahari terbit. Pengunjung belum banyak, dan tempat ini benar-benar bermandikan cahaya mentari. Udaranya pun lebih segar, dan suara burungnya lebih merdu. Apa boleh dikata, kita datang menjemput senja. Niatnya mau sholat juga di Mesjid samping Taj Mahal. Keburu tutup Mesjidnya. Aku penasaran sekali Mesjid ini, penulis Titus Burckhardt menulis "tidak ada simbol kesatuan Ilahi yang lebih sempurna daripada cahaya. Karena alasan inilah, seniman Muslim berusaha mengubah hal-hal yang ia ciptakan menjadi getaran cahaya". Jika Taj Mahal memutih, Mesjid ini merah bata, cantik sekali.

Tuh, mulai senja

Detik-detik sunset

Muka belum nemu pintu masuk Taj Mahal

Pintu Masuk Taj Mahal
Alhamdulillah meski sunset masih perlahan menyapa, kita masih diperbolehkan untuk masuk. Syaratnya tidak boleh memoto dan mengenakan sarung sepatu. Ruangan sudah mulai menggelap. Memasuki Mausoleum (makam), kita disambut ukiran kaligrafi surah Yasin mengelilingi ruangan. Ditengahnya ada beberapa penjaga yang membantu berdoa pun jangan lupa memberi hadiyah atau tips kecil. Para penjaga tersebut juga membantu menjelaskan tentang tugu/ tanda seperti nisan, yang kuburannya atau disebut The Rouza ada persis satu lantai  dibawah tanda tersebut. Berbaringlah disana jasad Mumtaz Mahal, istri tercinta dan tersayang Kaisar Shah Jahan.

Membaca sejarah Taj Mahal membuat hati tergugah sekaligus ada kengerian perebutan kekuasaan  oleh anak-anaknya dan berbagai macam teori "dark"nya. Perlu 22 tahun untuk menyelesaikan Taj Mahal ini. Namun sayangnya, sang Kaisar bahkan tidak sempat menikmati keindahannya, karena dipenjara oleh anaknya sendiri di Benteng Agra sepanjang sisa usianya. Sang Kaisar hanya bisa menatap dari kejauhan kemegahan Taj Mahal dari balik Benteng Agra. Kesel banget juga kita tidak berkunjung ke Benteng tersebut. Banyak keselnya memang, fix harus balik lagi.

Sarung Sepatu

Kehilangan Ekspresi Kehilangan Motivasi Foto
Kak Ima yang sudah tidak ada motivasi untuk berfoto lagi. Mbak Ning-Nong yang sudah kehabisan energi. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah selonjoran diatas marmer putih nan adem ini, bersama pengunjung lokal yang sedang nongkrong santai menghadap sungai yang mengering, dan tanah tandus diseberangnya. Penjaga pun mulai menyisir, waktu maghrib hampir tiba, pengunjung diminta untuk kembali ke area depan.

Sebelumnya kita salah muter nyari pintu masuk. Pakai acara lepas sepatu karena memang tidak tahu jalurnya. Ternyata kitanya ada dipintu keluar. Akhirnya, melewati sisi teras (Chameli Farsh) dua kali. Sejajarnya sisi timur, ada taman Paradise yang gelap gulita. Iya, Taj Mahal memang tidak diberi penerangan, entah kenapa. Hanya Gatehouse yang memiliki lampu, itu pun lampu sorot kearah bangunan Taj Mahal. Rombongan sudah berkumpul, tapi Mbak TL nya belum kelihatan sama sekali. Kitanya sudah jadi santapan nyamuk-nyamuk India yang kejam. Menunggu dan menunggu lagi. Mau foto-foto pun sudah tidak nampak. Sungguh berkesan sekali, menikmati Taj Mahal dalam keterjepitan waktu sampai gelap gulita. TTML "Tim Trip Mati Lampu", cuma kita yang mau jalan liatin Taj Mahal dalam kegelapan.

Maghrib telah tiba

Ga pake penerangan

Tim Mati Lampu

Menunggu rombongan

Tim Anti Nyamuk

Literally cuma sisa rombongan kita yang masih di area Taj Mahal di jam segini. Seolah menunggu kami pulang, para penjual souvenir menyerbu dari berbagai sisi. Dan memang untuk souvenir khas Taj Mahal hanya dijual di area Taj Mahal juga. Sulit menemukan di tempat wisata yang lain. Awalnya sudah niat belanja disini, tapi keburu gelap, belanjanya juga asal-asalan dengan harga yang ngawur juga. Entah kemahalan juga, biarlah. Sesampai di rumah, kualitas barangnya cukup bikin minder buat dikasih ke orang πŸ˜“πŸ˜“πŸ˜“.

Please, Please, Please...

Hari ketiga ini benar-benar hari yang panjang. Dari Agra kita langsung meluncur balik ke New Delhi lagi. Its about 4-5 hours perjalanan. Artinya, hari ini 10 jam buat perjalanannya saja. Kita pasrah, jalanan juga gelap sekali. Ga pake makan malam, hajar langsung sampai hotel di Delhi. Satu kali stop, buat pipis, dan toilet India memang penuh kejutan. Semerbaknya berbagai macam bau-bauan. Kalau beruntung, bersih dan airnya lancar.

Kejutan lainnya, dini hari kita touchdown Delhi. Lagi-lagi berlarut-larut bongkar muat koper dan pembagian kamar. Ketika sudah pegang kunci kamar, ehhhhh dududududuuuuu..... lift nya jauh dibelakang dan mesti naik tangga dulu. Tubuh yang hilang daya, komunikasipun sudah tak mampu. Kita semua sepakat, hotel ini menjadi penutup yang MANTUL ! Mantap Betul !!!

Tak punya banyak waktu, subuhnya kami berangkat ke bandara, we will go to KASHMIR !!!

Terima Kasih sudah membaca, dan tunggu perjalanan melelahkan berikutnya di sepetak surga yang jatuh ke bumi πŸ’–πŸ’–πŸ’–


Baca juga :

Tidak ada komentar: