Sabtu, 13 Juli 2019

Delightful India Day 2 [31 Maret 2019]

Assalamualaikum.....

Selamat Pagi Delhi  


Pari Puni

Gas lagi, meski tidur tak sampai 3 jam. Pagi hari sudah disambut rentetan klakson nan merdu mendayu-dayu. Oh, aku beneran ada di India. Agenda hari ini pindah kota, langsung ke Jaipur. Sebelumnya masih menunggu dulu, kloter Malindo dan kloter Singapore airlines. Juga menunggu sarapan hotel ready, lobby kembali memadat oleh rombongan kami. Hari pertama, memang selalu menjadi hari yang menyenangkan.

Koridor Depan Hotel
Suasana Depan Hotel
Sambil menunggu sarapan, niatnya mau jalan-jalan kecil di depan hotel. Baru buka pintu keluar, serbuan debu bertubi-tubi menghantam mata. Seolah ada wota yang mengayunkan lightstick dengan semua energi. Debu India lebih tajam dan agak besar, sambutan yang cukup hangat di pagi hari. Jalanan masih lengang padahal, tetapi riuhnya klakson sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari India. Tak jadilah aku jalan lebih jauh, putar balik masuk hotel lagi. Sarapan sudah ready, ada roti lapis goreng, roti lapis biasa, sosis goreng dan semacam osengan pasta. Tersedia susu hangat dan teh masala. Air putih disediakan pada dispenser depan dining room, yang mana galonnya penyok, bonyok, lecet dan kotor. Kami minta galon yang baru yang lebih baik, tetapi yang datang galonnya sama persis dengan yang awal tadi, cuma airnya full segalon. No option, minum atau keselek. Penawar teh masala yang menyengat.

Roti Lapis Goreng 
Alhamdulillah, rombongan selanjutnya sudah mendarat di hotel, pasti capek setelah penerbangan panjang, mampir ke hotel cuma buat mandi dan sarapan, terus langsung naik bis ke Jaipur. Ditambah perlu waktu adaptasi untuk makanan India. Hehehe. Roti lapis goreng, diisi kentang tumbuk, dan dibalur telur, terus digoreng. Berbumbu khas India dan dibuat manual dengan tangan mas-mas bermata lentik. Perfect morning right ?

Full Cover
Tour Leader
Akhirnya, kami naik ke bus. Bayangin berapa waktu yang diperlukan untuk memuat seluruh koper besar rombongan ke bagasi bus ? Bayangin bus sebesar ini parkir di depan hotel yang jalanannya kecil begitu ? Yang jadi masalah adalah polusi suara klakson berkepanjangan, menanti bus kami bergerak. Siapa yang peduli ? Nobody. Terlanjur telat untuk memulai perjalanan jauh.

Sebelumnya kita dijanjikan lewat sungai Gangga dan melintasi India Gate buat foto-foto. Melalui kaca jendela bus selalu memantau kira-kira mana nih dua ikon terkenal India ini berada. Satu jam pun berlalu, tak nampak juga sungainya. Open google maps, lahhhh udah dijalur tol menuju Jaipur. Wkwkwkwkkkk... Kecele kon ! Its better diumumin kan kalau ga jadi lewat sana... πŸ‘ŒπŸ‘Ά

Isi Bensin (Sumpah kacanya debu banget, kzl)

Salah satu upaya anti nyebrang sembarangan

Jalanannya Luas Deh
Ya, sudahlah, ini baru hari pertama, mungkin juga kejar waktu mengingat Delhi Jaipur yang berjarak 280 km. Sumpah, jauhnya itu berasa sekali. Kalau kita di Indonesia terbiasa dengan pemandangan menghijau dan deretan rumah penduduk sepanjang perjalanan, di sini beda. Hamparan ladang gandum, lahan tandus, tambah menguning diterpa cahaya matahari yang panas. Dua jam kemudian pun sungguh terasa sangat membosankan. Gambarannya, kalau di peta game PUBG, persis Map Miramar πŸ˜† gersang, berpasir. (Ngebayangin ada enemy pakai AKM, di dor bertubi-tubi, gagal chicken)

Bete banget fotonya blur gini

Golden Triangle Distance

Bukit Batu

Sepanjang Jalan Kenangan

Kebayang kalau jadi trip sendirian, bagaimana membosankannya pemandangan ini. Untungnya trip ini rombongannya enak semua. Travelmate nya cocok, klop deh. Meski dari berbagai kalangan, usia dan asal muasal. Sesama pelancong dengan minat yang sama, berjodohlah kami bertemu di trip kali ini. Rasanya langsung nyaman aja gitu jalan bareng. Coz of that, I believe jodoh pasti bertemu πŸ’• [[offside]]

Resto Rest Area

Welcome Madam !

Kece di padang kering


Waktu sudah sampai Dzuhur, kita melipir dulu ke rest area, sekalian isi perut. Sepintas, kok feelingnya kayak mampir di Pandaan yah (Antara Malang-Surabaya, Jawa Timur). Setelah dalam bus full ac, pintu dibuka itu hawanya kayak ricecooker lagi ngebul. Puwanas powlll gan ! Serombongan kembali memadati resto, waitress nya mas-mas bermata tajam melayani sambil leng geleng. Acha-acha he, sambil nulis disecarik kertas. Menu yang paling familiar ya nasi goreng, cara aman untuk tetap bisa makan. Menghemat waktu, sembari menunggu orderan datang, kita gantian sholat dilantai atas yang sepertinya jarang digunakan. Lantai berdebu parah, dan hawanya kering. Hal-hal yang kayak gini nih, ibadah ditempat random yang bikin rasanya bersyukur sekali masih diberi kesempatan buat tetap jalanin kewajiban secara aman dan nyaman.

Order Menu

Ayam Bakar cocolan Ajaib

Parata, Oseng Kentang, & Salad Sayur

Lemon Ice Tea
Bu Ani order salad sayur, yang bayangannya selada air dan campuran sayuran segar lainnya. But, kenyataannya yang terhidang adalah potongan timun, irisan bawang merah besar, tomat, cabe hijau yang ditutup dengan topping jeruk nipis. Orderan bu Duma, ayam bakar dengan cocolan hijau, yang kalau diicip rasanya agak kecut kecut sepat macam (maaf) ketiak πŸ˜‚. Maklum masih adaptasi lidah gan. Kalau orderanku, selalu share sama mbak Ningnong, nasi goreng, enak ga enak kita enjoy aja lah. Di support bu Tuti kasih nasi putih India orderan beliau dan kentang kering teri. Sedap lah. Yang alhamdulillah-nya, jalan sama mama-mama adalah, mama-mama bawa lauk dari Indonesia. Bu Emy bawa rendang setoples gan ! Dan itu enak banget, terlebih disantap tengah hari dengan campuran nasi India yang rada besar. Empuk ! Btw ditutup dengan minum es teh lemon, segar gan ! Mengembalikan mood kembali fitri 😍


Parkiran Amber Fort
Jam 4 sore kita baru nyampe Amber Fort, sudah termasuk daerah Jaipur. Kalau penggemar Jodha Akbar nih, pasti kenal Istana ini sebagai salah satu latar settingnya. Ada berbagai option buat sampai ke Benteng Amber yang dibangun diatas bukit Amer ini. Jalan kaki dari parkiran, naik kuda, sewa tuktuk, atau mobil jeep.

Full Team at Parkiran


Seger gan !

Jeep Ziggy Zagga
Seger banget mah yang ini πŸ˜†

Bayar Karcis Masuk dulu gan

Belok Kanan dikit lagi Nyampe

Benteng Amber

Namanya juga tempat wisata kan yaa...

Orang cantik didepan Istana cantik

Sebelum memencar πŸ‘«
Puncaknya tinggi, dikalau jalan kaki lumayan gempor. Naik Jeep langsung dari parkiran, setiap jeep berkapasitas 5 orang turis. Untuk biaya nya sudah ditanggung oleh Tour Leader. Akan tetapi untuk ke area yang lebih atas, dikenakan biaya tambahan sekitar 500 rupee per orang. Buat penampakan nya bisa dibaca di Amber Fort , karena aku tidak masuk ke sana. Hemat gan, πŸ˜“πŸ˜‚


Bu Ani dan Akang-akang yang nempel

Mbak Ningnong enjoying enjoying sore di benteng Amber

Sisi Utara ? Selatan ? Apa Barat ? Timur kayaknya
Parkiran Jeep

Tempat wisata di India selalu penuh, juga sebagian masih berfungsi sebagai tempat ibadah. Tentu pedagang kaki lima, tukang potret, guide lokal, tak pernah lelah menawarkan dagangannya. Bedanya dengan di tempat lainnya, di India ini, mereka literally engga lelah untuk ditolak berpuluh kali. Metode nempel kayak nyamuk, nguing-nguing enggan pergi. Awalnya sedikit annoying, tapi lama-kelamaan, diusir pun tak bisa. Bentakan "go away !" pun tak digubris.

Hari semakin sore, masih ada City Palace, Jal Mahal, Hawa Mahal yang perlu dikunjungi. Jaipur memiliki gelar kota Pink, dengan trademark nya Hawa Mahal yang berdiri anggun ditengah kota. Namun sangat di sayang, perjalanan ini memang habis diwaktu perpindahan antar kota, saling menunggu, sehingga tidak efektif dan efisien dengan peserta yang sebanyak ini untuk benar-benar enjoy disatu tempat wisata.


City Palace, di skip πŸ’₯

Jal Mahal, di skipπŸ’’ 


Pun sampai ke Hawa Mahal matahari sudah redup. Yang kita temui bukan kota pink. Hanya bangunan Hawa Mahal yang bermandikan cahaya lampu sorot jingga. Ah, ekspektasinya bermanja manja pink berbalut saree India. Realitinya, lari-lari naik kafe ruko gitu supaya dapat angle penampakan Hawa Mahal yang legendaris itu. Dan kalau boleh jujur, suasananya ga nyaman, berbeda dengan suasana Kathmandu, Nepal, negera tetangganya. Yah, Nepal adem, India panas, sehingga manusianya pun berbeda karakter. I can't really enjoy this trip, padahal masuk musim semi, kebayang kan musim panasnya gimana. Cuaca memang mempengaruhi perasaan. And, klaksonnya parah. Hawa Mahal berdiri, persis ditengah hiruk pikuk kota, pinggir jalan. Udah gitu aja ternyata bangunannya. Berkawan, debu jalanan dan lalu lalang orang-orang, mau nyebrang saja perlu ngotot dulu. Senyuman ramah cukup mahal disini. Alhamdulillah sekali lagi, aku ga jadi trip sendirian. Horor gitu.

Bu Tuti Touch Down Hawa Mahal

ini ya mau nyebrang susah sekali

Hawa Mahal

Yang dinikmati dari naik ruko ini

Cafe yang duduk duduk cakep

Pening lah pala emak ni

Belanja aja deh

Haus, jajan es krim aaaaja. Berkemasan soalnya.

Seberangnya Hawa Mahal

Pojokan Hawa Mahal
Sudah bete dong ya, perut lapar lagi pula. Niat belanja juga engga ada, barangnya serupa dengan barang-barang Thailand, bahkan di Martapura pun kayaknya juga ada. Suasana kotanya beneran ga nyaman. Somehow, feeling masuk dimensi lain dari dunia nyata. Ini alam mana ? Aku, bu Ani, mbak Ningnong makan eskrim dong malem-malem, dipinggir jalan, persis depan Hawa Mahal. Anjing jalanan kurapan lalu lalang, malah satu ikut nimbrung duduk disamping. Salah kita juga sih duduk duduk ngemper. Menunggu rombongan lain selesai belanja. Sudah hampir jam setengah 9, sesuai waktu kesepakatan balik ke bus. Dalilaaaah, parkiran bus nya di ujung dunia. Kita jalan dulu sambil nyeret-nyeret kaki, entah itu capeknya luar biasa. Jalanannya sepi, masuk jalan kecil, lorong gelap, mambu apek sesekali.

Menu makan malam direncanakan KFC, tetapi karena kemaleman, rumah makan sudah pada tutup. jadilah kita pergi ke salah satu rumah makan yang memang terkenal, dan masih ramai. Menunya macam2 bakaran, kare, dan lain sebagainya, sayangnya lupa moto menu dan restonya, karena memang lagi rame sekali pengunjungnya. Bayangin lagi deh, dijejali rombongan kami. Crowded.

Nyari Makan gaes

Chicken Butter

Kita milih menu chicken butter, aku pikir semacam ayam saos mentega, yang datang kayak rendang ayam dong sis πŸ˜‚. Satu porsi ini hampir 150.000 rupiah, tetapi bisa dimakan buat 6 orang. Biayanya kita sharing, lumayan menghemat kan kalau jalan bareng gini ✌.

Perut kenyang, mata udah melepuh, kaki bengkok, punggung keok, lanjut check in Hotel, ngumpul paspor, menunggu bongkar muatan koper yang banyak itu, antri kunci kamar, itu kemudian menjadi ritual harian sebelum tidur.

Oh Jaipur. Aku mungkin mengenali lebih dekat sekali lagi, tapi untuk saat ini, kamu masih belum prioritasku. I'm sorry. Selamat Malam Jaipur. Selamat Tidur.πŸ’‹

Thank you, sudah baca, nantikan cerita hari ketiga yaa gengs ! I love you πŸ’“πŸ’“πŸ’“


Baca Juga :

Pengantar : INDIA

Delightful India DAY 1

Tidak ada komentar: